Kamis, 18 Juni 2009

dasar-dasar ilmu tanah

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

PREPARAT VERTISOL




DISUSUN OLEH:

KELOMPOK III

1. PANGERANTO MANALU (2571)

2. A. HASIHOLAN SIHOMBING (12676)

3. IBA SALAMA (12492)

4. RAHMAD ROBI YANTO (12830)

GOLONGAN VI

Co. Ass: Sugiarto

INSTITUT PERTANIAN STIPER

YOGYAKARTA

2009


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH (DDIT)

Dipersiapkan dan Disusun Oleh :

KELOMPOK III:

JOY PANGERANTO MANALU (12571)

A. HASIHOLAN SIHOMBING (12676)

IBA SALAMA (12492)

RAHMAD ROBI YANTO (12830)

GOLONGAN : VI (ENAM)

Laporan ini dipersiapkan guna melengkapi persyaratan yang

diperlukan untuk menempuh ujian akhir mata kuliah Dasar-

Dasar Ilmu Tanah di Institut Pertanian STIPER YOGYAKARTA

Telah dipersiapkan dan diuji oleh Co. Ass Pembimbing

Pada :

…………………………2009






Penanggung Jawab

(Ir. Sri Manu Rohmiyati, MSc)


Co. Ass. Pembimbing

(Sugiarto)



KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan untuk menempuh ujian akhir semester mata kuliah Dasar-dasar Ilmu Tanah di Institut Pertanian STIPER Yogyakarta.

Laporan ini terselesaikan, berkat bimbingan dan kerja sama dari beberapa pihak, sehingga kami ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Ir. Sri Manu Rohmiyati, M.Sc selaku dosen mata kuliah sekaligus penanggung jawab praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah.
  2. Para Co. Ass pembimbing praktikum, yang telah memberi masukan dan bimbingan selama proses jalannya Praktikum berlangsung.
  3. Ayah dan Ibu serta saudara yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan, sehingga diharapkan adanya kritik dan saran dari seluruh pembaca demi penyempurnaan laporan ini.

Yogyakarta, April 2009

Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

DAFTAR TABEL..................................................................................................

I. PENDAHULUAN...........................................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................

  1. PROFIL TANAH.......................................................................................
  2. FISIKA TANAH.......................................................................................

1. KADAR LENGAS TANAH...............................................................

2. TEKSTUR TANAH.............................................................................

3. STRUKTUR TANAH..........................................................................

4. KONSISTENSI TANAH....................................................................

  1. KIMIA TANAH........................................................................................

1. pH TANAH COLORIMETRIS...........................................................

2. KADAR BAHAN ORGANIK TANAH............................................

3. KADAR KAPUR EKUIVALEN ......................................................

4. KPK TANAH KUALITATIF.............................................................

III. PELAKSANAAN ...........................................................................................

  1. FISIKA TANAH.......................................................................................

1. KADAR LENGAS TANAH...............................................................

2. TEKSTUR TANAH.............................................................................

3. STRUKTUR TANAH..........................................................................

4. KONSISTEN TANAH........................................................................

  1. KIMIA TANAH .......................................................................................

1. pH TANAH COLORIMETRIS...........................................................

2. KADAR BAHAN ORGANIK TANAH............................................

3. KADAR KAPUR EKUIVALEN.......................................................

4. KPK TANAH KUALITATIF.............................................................

IV. HASIL DAN PERHITUNGAN......................................................................

  1. FISIKA TANAH.......................................................................................

1. KADAR LENGAS TANAH...............................................................

2. TEKSTUR TANAH.............................................................................

3. STRUKTUR TANAH..........................................................................

4. KONSISTEN TANAH........................................................................

  1. KIMIA TANAH........................................................................................

1. pH TANAH COLORIMETRIS ..........................................................

2. KADAR BAHAN ORGANIK TANAH............................................

3. KADAR KAPUR EKUIVALEN.......................................................

4. KPK TANAH KUALITATIF.............................................................

V. PEMBAHASAN .............................................................................................

  1. FISIKA TANAH.......................................................................................
  2. KIMIA TANAH........................................................................................

VI. KESIMPULAN................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


I. PENDAHULUAN

Tanah adalah material bumi yang menjadi media tempat hidupnya organisme. Tanah digunakan sebagai tempat berpijak dan tumbuh. Tanaman adalah contoh makhluk hidup yang langsung berinteraksi dan bergantung hidup pada keadaan tanah. Secara umum, bagi tanaman tanah berfungsi untuk menopang tumbuh dan berdiri tegak tanaman itu sendiri. Selain itu, tanah berfungsi sebagai penyedia bahan makanan seperti unsur hara, mineral dan air. Tanah terbentuk secara alami melalui pelapukan bahan induk, seperti batu-batuan induk.

Ilmu yang pembelajarannya mengenai proses pembentukan tanah dan manfaatnya adalah pedologi. Sedangkan proses pembentukan tanah serta unsur-unsur yang mempengaruhinya disebut Pedogenesis. Unsur atau faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah, antara lain; iklim, topografi, bahan induk, waktu dan jasad hidup. Bagian-bagian tanah antara lain lapisan-lapisan tanah yang terbentuk atau tingkatan tanah, profil tanah; yaitu topsoil (tanam tempat dimana organisme tumbuh dan berkembang), sobsoil (tanah muda yang masih dalam tahap perkembangan, dan bahan induk tanah).

Dalam tanah dikenal istilah kadar lengas tanah, yaitu kandungan kadar air dalam tanah yang akan dimanfaatkan oleh tanaman, kadar lengar ini dipengaruhi oleh besar kecilnya pori tanah. Tanah itu sendiri terdiri dari 3 fraksi, antara lain; pasir (fraksi yang paling kasar dan memiliki porimakro), debu (fraksi berukuran sedang), lempung (fraksi paling halus dan didominasi pori mikro). Apabila pori makro dominan maka derasenya baik sedangkan drainasenya buruk, dan sebaliknya. Tekstur geluh adalah tanah yang kadar ketiga fraksinya (pasir, debu, lempung) dalam keadaan seimbang. Tanah yang baik untuk tanaman adalah tanah dengan tekstur geluh dan berkomposisi; 20-30% air, 20-30% udara, 45% mineral dan 5% bahan organik.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah Vertisol

Vertisol adalah tanah-tanah mineral yang mempunyai warna abu kehitama, bertekstur liat dengan kandungan 30% pada horizon permukaan sampai kedalaman 50 cm dan didominasi jenis lempung montmorilonit. Lempung ini sifatnya mudah mengembang di musim hujan. Gaya ini menyebabkan jalan mudah retak, bergelombang dan rusak.

Tanah vertisol / grumusol memiliki kandungan bahan organik yang cenderung rendah (antara 1,5-4%), tetapi terdifusi sempurna pada lempunnya sehingga menyebabkan warna menjadi lebih gelap. Warna tanah vertisol dipengaruhi oleh kadar humus dan kadar kapurnya. Tanah yang kaya akan kapur dan karbon berwarna hitam. Tanah vertisol termasuk tanah yang memiliki lempung dengan jenis Montmorilonit (tipe 2:1); yaitu tipe tanah dengan perbandingan kandungan 2 lapisan Si dan 1 lapisan AL.

Dari segi pH, tanah vertisol memiliki kisaran pH antara 6,0-8,2. Pada tanah vertisol muda, terdapat kandungan abu vulkan atau sisa batuan yang mengandung unsur P. Tanah vertisol yang mengandung P sangat liat dan alkalis, sehingga unsur P yang dimiliki sulit untuk diserap oleh tanaman, karena diserap oleh unsur Ca dan Mg. Tanah vertisol tua atau yang sudah berkembang, miskin akan unsur N (Nitrogen). Sehingga, kesuburan tanah vertisol sangat rendah. Untuk menambah kesuburan dilakukan pemberian bahan organik seperti kompos dan humus untuk memperbaiki sifat fisik dan sifat kimia tanah.

Peristiwa pengembangan (swelling) dan penyusutan (shrinkage) pada tanah lempung seperti vertisol terjadi karena terjadinya peristiwa perubahan volume. Penyusutan air terjadi karena terjadinya evaporasi pada musim kering dan pada musim hujan terjadi penambahan kadar air, sehingga menyebabkan terjadinya pengembangan pada tanah vertisol, peristiwa ini dapat diatasi dengan cara mengubah gradasi butir tanah dan menjaga kadar air dalam tanah vertisol.

Secara umum kelas tekstur tanah dapat dilihat dari segitiga tekstur tanah klasifikasi USDA, berikut ini:


Keterangan

1. H.C : Heavy Clay = Lempung Berat

2. C : Clay = Lempungan

3. Sd.C : Sand Clay = Lempung pasir

4. St.C : Silid Clay = Lempung Debuan

5. Sd. CL : Sand clay loom = Geluh lempung pasir

6. C.L : Clay Loom = Geluh lempungan

7. St.C.L : Silty Clay loom = Geluh lempung debuan

8. Sd.L : Sandy loom = Geluh pasiran

9. L : Loom = Geluhan

10. St.L : Silty loom = Geluh debuan

11. L.Sd : Loomy Sandy = Pasir geluhan

12. St : Silty = Debuan

13. Sd : Sand = Pasiran

Tanah vertisol termasuk dalam tekstur lempung berat dengan kadar lempung 74,89%.


B. FISIKA TANAH

  1. Kadar Lengas Tanah

Kadar lengas tanah adalah kandungan air yang terdapat di dalam tanah. Tekstur tanah berhubungan dengan kadar lengasnya.

Tabel 1. Hubungan antara kadar lengas dan tekstur

Tekstur Tanah

Kadar Lengas

Kasar (pori makro banyak)

Kecil / sedikit

Halus (pori mikro banyaka)

Besar / banyak

Sumber: Anonim, 2006. Modul Kuliah Dasar-dasar Ilmu Tanah

Fungsi lengas bagi tanaman antara lain, untuk mendukung terjadinya proses-proses metabolisme (sintesis protein), fotosintesis, transportasi fotosintat, ketegaran sel dan lain-lain. Sedangkan fungsi lengas / air dalam tanah adalah sebagai pelarut unsur hara.

Ada beberapa macam kadar lengas tanah, antara lain;

· Kapasitas Lapangan (1/3) ATM, artinya diberi tekanan sebesar 1/3 ATM.

· Kapasitas titik layu permanen (15 ATM)

· Kapasitas kadar lengas tersedia = KL 1/3 ATM – KL 15 ATM

  1. Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah prosentase perbandingan relatif fraksi-fraksi penyusun tanah. Ada tekstur tanah geluh yang artinya kadar ketiga fraksi tanah (pasir, debu, lempung) ada dalam keadaan seimbang.

Tabel 2. Batas fraksi tanah menurut USDA DAN Attenberg

Fraksi

Diameter

(mm)

Jumlah Partikel/g

Luas permukaan / 1 g tanah (cm2)

Pasir sangat kasar

2,00 – 1,00

90

11

Pasir kasar

1,00 – 0,50

720

23

Pasir sedang

0,50 – 0,25

5.700

45

Pasir halus

0,25 – 0,10

46.000

91

Pasir sangat halus

0,10 – 0,05

722.000

227

Debu

0,05 – 0,002

5.776.000

454

Lempung

<>

90.260.853.000

8.000.000

2. Kerapatan Massa Tanah (BV)

Berat volume tanah adalah perbandingan antara berat bongkah tanah dan volume bongkah tanah dan dinyatakan dalam gr/cm3. Pengukuran berat volume diperlukan sebagai petunjuk untuk mengetahui kepadatan tanah porositas tanah. Nilai berat volume dipengaruhi oleh tekstur tanah (semakin halus tekstur tanah, nilai BV semakin besar), kedalaman / jeluk tanah, kadar bahan organik, berat jenis, mineral penyusun tanah dan tipe strukturnya.

3. Porositas Tanah

Porositas tanah adalah persentasi pori yang terkandung di dalam tanah. Porositas berpengaruh terhadap gerakan lengas / air di dalam tanah, temperatur, sirkulasi udara, ketersediaan unsur hara, ruang perakaran dan pengolahan tanah.

Volume pori terdiri atas 3, yaitu:

1. Pori besar (makro) : didominasi oleh pori untuk sirkulasi udara, ukurannya > 10µm

    1. Pori sedang : rerata diameternya 0,2 - 10µm
    2. Pori kecil (mikro) : rerata diameter <>

d. Konsistensi tanah

Konsistensi tanah adalah sifat fisik tanah yang merupakan manifestasi gaya-gaya kohesi dan adhesi yang bekerja dalam massa tanah pada berbagai tingkat kelembaban.

a) Batas Cair Tanah (BC)

Yaitu batas antara konsistensi cair dan konsistensi plastis, yaitu batas dimana massa tanah tidak lagi dapat mengalir oleh gaya berat, tapi masih dapat meluncur apabila diberi penggerak.

Tabel 4. Harkat Angka Batas Cair

Konsistensi Tanah

Harkat

Batas cair

90 - 100

Sumber: Anonim, 2006 Modul Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah.

Sumber: Anonim, 2009. Modul kuliah pengantar Dasar Ilmu Tanah.

Menentukan tekstur tanah dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu:

    1. Bouyoucos Hidrometer
    2. Metode pipet

Metode ini didasarkan pada hukum Stocks: “Semakin berat partikel, maka kecepatan turunnya semakin cepat, semakin kecil partikel maka kecepatan turunnya semakin lambat.“

Tabel 3. Kelas Tekstur Tanah

Tekstur Tanah

Persentasi Fraksi Tanah

Lempung berat

Lempung > 60%, Debu ≤ 40%

Lempungan

Lempung ≥ 50%, Debu ≤ 50%

Lempung pasiran

Pasir 20%, Lempung ≥ 40%, Debu ≥ 40%

Lempung debuan

Lempung ≥ 40%, Debu ≤ 60%

Geluh lempung pasiran

Lempung ≥ 20%, Pasir ≤ 80%

Geluh lempungan

Lempung ≤ 40%, Debu ≥ 60%

Geluh lempung debu

Lempung ≤ 40%, Debu ≥ 60%

Geluh pasiran

Lempung ≤ 20%, Pasir ≥ 80%

Geluhan

Pasir ≤ 40%, Lempung ≥ 20%, Debu ≥ 60%

Geluh debuan

Pasir ≥ 20%, Debu ≥ 60%, Lempung ≥ 20%

Pasir geluh

Pasir ≤ 80%, Lempung ≤ 20%

Debuan

Pasir ≤ 20%, Debu ≥ 80%

Pasiran

Pasir ≥ 80%, Lempung ≤ 20%

Sumber : Anonim. 2006. Modul Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah

  1. Struktur Tanah

Struktur tanah adalah susunan antar partikel tanah primer (bahan minerak seperti pasir, debu, lempung) dan bahan organik serta oksida membentuk agregat tanah. Agregat tanah meliputi bahan padatan dan pori tanah. Dalam menentukan struktur tanah harus terlebih dahulu ditetapkan:


a) Kerapatan Butir Tanah (BJ)

Berat jenis tanah ditentukan oleh kadar bahan organik, apabila bahan organik tinggi maka nilai berat jenis tanah semakin rendah. Penentuan berat jenis dilakukan secara kuantitatif menggunakan Picno Meter.

b) Batas Letak Tanah

Yaitu batas dimana kandungan lengas yang pada saat masih kering dibasahi secara berlahan, maka tanah akan mulai melekat.

Tabel 5. Harkat Angka Batas Lekat

Konsistensi Tanah

Harkat

Batas Lekat

60 - 80

Sumber: Anonim. 2009. modul Kuliah Dasar Ilmu Tanah.

c) Batas Gulungan Tanah

Yaitu kandungan lengas pada saat keliatan mulai terasa sehingga tanah mulai dapat dibentuk sesuai kehendak.

Tabel 6. Harkat Angka Batas Gulung

Konsistensi Tanah

Harkat

Batas Gulung

20 – 40

Sumber: Anonim. 2006. Modul Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah

d) Batas Berubah Warna

Yaitu batas pada saat warna tanah mulai berubah dari lebih gelap ke lebih muda karena hilangnya air dari pori-pori tanah yang kemudian diisi oleh udara.

Tabel 7. Harkat Angka Batas Berubah Warna

Konsistensi Tanah

Harkat

Batas Berubah Warna

0 – 20

Sumber: Anonim. 2006. Modul Kuliah Pengantar Dasar Ilmu Tanah.


e) Jangka Olah Tanah (JO)

Yaitu selisih antara batas lekat (BL) dan batas gulung (BG), semakin besar nilai (JO), maka tanah semakin mudah diolah.

Tabel 8. Harkat Jangka Olah Tanah

Konsistensi Tanah

Harkat

Jangka Olah Tanah

0 – 40

Sumber: Anonim. 2006. Modul Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah.

f) Indeks Plastisitas Tanah (IP)

Yaitu selisih antara batas cair (BC) dan batas gulung (BG), semakin besar nilai IP maka tanah dikatakan semakin plastis.

Tabel 9. Harkat angka plastisitas tanah

Konsistensi Tanah

Harkat

Indeks Plastisitas

0 – 43

Sumber: Anonim. 2006. Modul Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah

g) Persediaan air maksimum (PAM)

Yaitu selisih antara batas cair (BC) dan batas berubah warna (BBW), yakni yang menjadi persediaan air bagi tanaman.

Tabel 10. Harkat angka persediaan air Maksimum

Konsistensi Tanah

Harkat

Persediaan air maksimum

0 – 43

Sumber: Anonim. 2006. Modul Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah

h) Surplus Tanah

Yaitu selisih antara batas lekat (BL) dan batas cair (BC), apabila surplus negatif, maka tanah sulit merembeskan atau meloloskan air, dan berlangsung dengan lambat.

Konsistensi Tanah

Harkat

Surplus tanah

0 – 43

sumber: Anonim. 2006. Modul Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah.

2. Kimia Tanah

a. pH Colorimetris Tanah

pH colorimetris adalah metode dalam pengukuran nilai pH dengan menggunakan larutan indikator dan kertas pH. pH tanah itu sendiri adalah konsentrasi ion H yang ada dalam tanah dan terkandung pada larutan tanah maupun di bagian kompleks tanah.

1) pH H2O

merupakan kemasan aktual atau aktif, yaitu konsentrasi ion H+ dalam larutan tanah.

2) pH KCl

Merupakan kemasaman potensial atau kemasaman tertukarkan, yaitu konsentrasi ion H+ yang diadsorbsi koloid tanah.

Tabel 12. Harkat angka pH tanah

Kondisi tanah

pH (H2O)

Kondisi tanah

pH (H2O)

Luar biasa masam

<>

Netral

6,6 – 7,3

Masam sangat kuat

4,5 – 5,0

Agak basis

7,4 – 7,8

Masam kuat

5,1 – 5,5

Basis sedang

7,9 – 8,4

Masam sedang

5,6 – 6,0

Basis kuat

8,5 – 9,0

Agak masam

6,1 – 6,5

Basis sangat kuat

79,0

Sumber: Anonim. 2006. Modul Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah.

b. Kadar Bahan Organik Tanah (BO)

Bahan organik adalah bahan mineral tanah yang berasal dari sisa/jasad-jasad makhluk hidup. Bahan organik berfungsi untuk merekatkan partikel-partikel tanah, sehingga membentuk agregat tanah sifat ini disebut dengan istilah Cementing Agent. Pengaruh bahan organik pada tanah antara lain:

· Memperbaiki sifat fisika tanah seperti; menghindarkan erosi, memperbaiki struktur tanah, kemampuan tanah menyerap air (pasir), dan memperbaiki aerase dan drainase tanah.

· Memperbaiki sifat kimia tanah, seperti; KPK (Kapasitas Pertukaran Kation) dan menambah unsur hara tanah dari dekomposisi bahan organik.

· Sifat Biologi, seperti; Meningkatkan aktivitas mikroorganisme karena bahan organik menjadi sumber energinya.

Tabel 13. Harkat angka bahan organik tanah;

Sifat Kimia Tanah

Harkat (%)

Bahan organik tanah

0 - 50

c. Kadar Kapur Ekuivalen Tanah

Kadar kapur mempunyai peningkatan ketersediaan kalsium (Ca) dan sekaligus pH tanah. Kadar kapur diukur dan ditetapkan dengan menghitung keselaraannya dengan kadar CO2 yang menguap. Apabila tanah terlalu masam maka, yang dilakukan adalah pemberian zat kapur, untuk membuat pH tanah ke arah netral.

Tabel 14. Harkat Angka Kadar Kapur Setara Tanah

Kimia Tanah

Harkat

Kadar kapur setara tanah

0,2 – 1,6

Sumber: Anonim. 2006. Modul Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah.

d. Kapasitas Pertukaran Kation Tanah Kualitatif . (KPK)

KPK adalah kemampuan tanah dalam menyerap dan mempertukarkan kation dengan muatan yang sama, pada permukaan koloid yang bermuatan negatif.


III. PELAKSANAAN

  1. Fisika Tanah

A. Kadar lengas tanah

a. Kadar Lengas Contoh tanah

Tujuan : Untuk mengetahui kadar lengas contoh tanah.

Alat dan Bahan : Tanah kering angina diameter 0,5 mm, 2mm, gumpalan

- Botol timbang - eksikator - Gelas Arloji

- Timbangan Analitis - penjepit

- Oven - kertas label

Metode : Gravimetri

Cara kerja :

1. Timbang botol kosong bersih, bertutup (a gram)

2. Masukkan contoh tanah ke dalam botol (3/4 penuh)

3. Timbang botol berisi tanah (b gram)

4. Botol berisi tanah dioven dengan tutup botol terbuka dengan suhu 105-1100C, selama minimal 4 jam

5. Setelah dioven, keluarkan dan dinginkan selama ±15 menit.

6. Botol berisi tanah yang telah dioven ditimbang (c gram).

7. Lakukan lagi langkah 1-6 untuk tanah diameter 2 mm dan gumpalan

b. Kadar Lengas Maksimum tanah

Tujuan : Untuk mengetahui kadar lengas maksimum tanah.

Alat dan bahan :

Alat :

- Piring tembaga berlubang - Kuas - Spatel

- Gelas Arloji - Petridish - Oven

- Timbangan Analitis - Mortar porselen

- Kerikil ebagai penumpu - Sprayer - Sprayer

- Penumbuk - Eksikator - kertas saring

- Kertas label

Bahan : Contoh tanah kering angina diameter 95 mm

Aquadest

Metode : Gravimetri

Cara kerja :

1. Tanah 0,5 mm disiapkan

2. Piring tembaga dilapisi kertas saring dan kemudian dijenuhi air dengan sprayer lalu piring dan kertas ditimbang (a) gram

3. Kemudian diisi 1/3,di dalam piring tembaga contoh tanah, lalu diketuk-ketuk agar rata, kemudian diisi sampai 2/3 diketuk lagi dan akhirnya sampai penuh pinggiran mulut piring tembaga dengan spatel.

4. Kerikil dibuat di dalam petridish sebagai penumpu lalu piring tembaga diletakkan di atas kerikil penumpu. Lalu, petridish diisi air hingga mencapai ½ piring tembaga sebelah luar.( diamkan selama semalam (± 12-16 jam)

5. Setelah direndam, diangkat dan air di sekitar piring tembaga dilap. Kalau permukaan mengempang, iris dengan spatel dan ratkan tanpa ditekan

6. Piring dengan tanah jenuh air ditimbang dengan atas gelas arloji (b gram)

7. Setelah itu dioven dengan suhu 105-1100 C selama 24 jam

8. Setelah dioven ; piring dengan tanah kering mutlak didinginkan selama ± 15 menit di dalam eksikator dan ditimbang (c gram)

9. Tanah di buang, piring dan kertas dibersihkan dengan kuas lalu ditimbang lagi (d gram)

B. Tekstur Tanah

Tujuan : Untuk mengetahui tekstur dengan metode Hidrometer

Alat : - Bouyoucus Hidrometer - Mixer (pengaduk)

- Tabung Sedimentasi 100 ml - Bak Sedimentasi

- Pengukur waktu - Temometer

- Timbangan - Gelas Arloji

- Gelas Piala 600 ml - Pengaduk

- Kertas label

Metode : Hidrometer

Bahan-bahan : Tanah kering angin diameter 2 mm, Air dan larutan pendispersi.

Cara Kerja:

    1. 50 gram tanah diameter 2 mm ditimbang dan dimasukkan ke dalam gelas piala
    2. Tambahkan 10 ml larutan pendispersi dan 150 ml Aquadest, diaduk sampai homogen
    3. Dibiarkan terendam selama semalam
    4. pindahkan larutan tanah ke mixer, bersihkan gelas piala dengan aquadest, supaya tanah terpindahkan semua. Aduk selama minimal 10 menit.
    5. Tuang larutan tanah yang dimixer ke dalam tabung sedimentasi, tambahkan aquadest sampai batas terra.
    6. Tutup tabung, gojog 10 kali, diamkan
    7. Setelah 40 detik masukkan Hidrometer dan ukur R1, kemudian masukkan termometer, ukur tf 1
    8. Diamkan selama 2 jam
    9. Setelah 2 jam masukkan kembali Hidrometer dan termometer bergantian, ukur R2 dan tf 2
    10. Angkat Hidrometer, bersihkan dan cuci.

C. STRUKTUR TANAH

    • Kerapatan Butir Tanah (BJ)

Tujuan : Untuk mengetahui kerapatan butir tanah (BJ)

Alat : - Picnometer 25 ml - Sprayer

- Pengaduk - Timbangan analitis

- Termometer

Bahan : Contoh tanah kering angin diameter 2 mm, air, alkohol

Metode : Picnometri

Cara Kerja:

1. Picnometer kosong, bersumbat ditimbang (a gram)

2. Picnometer diisi air suling sampai penuh dengan sprayer

3. Picnometer penuh air ditimbang ( b gr)

4. Temperatur air dalam picnometer diukur (t1oC) dan disesuaikan dengan daftar BJ (BJ 1)

5. Picnometer diisi contoh tanah seberat 5 gram, kemudian dipasang sumbatnya dan ditimbang (c gram)

6. Picnometer diisi air suling sampai kira-kira separuh, tanah diaduk dengan pengaduk halus.

7. picnometer dibiarkan semalam dengan sumbat terpasang.

8. Keesokan harinya, penghilangan gelembung dilakukan lagi, setelah itu diisi air sampai penuh ke dalam picnometer.

9. Ditimbang Picnometer berisi tanah dan air penuh (d gr)

10. Diukur temperatur air (t2oC), lihat daftar BJ pada temperatur itu (BJ2)

    • Kerapatan Massa Tanah (BV)

Tujuan : Untuk mengetahui kerapatan massa tanah/berat volume tanah.

Alat : - Gelas Piala 500 ml - pipet ukur 10 ml

- Gelas ukur 100 ml - Timbangan analitis

- Lampu bunsen - Kuas

- Penumpu kaki tiga - Benang

Bahan : Tanah kering angin gumpalan

Metode : Lilin

Cara Kerja:

1. Diambil bongkah tanah gumpalang yang bisa masuk ke dalam gelas ukur, diikat dengan benang dan ditimbang (a gr)

2. Cairkan lilin dalam gelas piala sampai air (60oC), lalu celupkan bongkah tanah dan dinginkan. Ulangi apabila lilin kurang merata.

3. Bongkah tanah berlilin ditimbang (b gr)

4. Gelas ukur diisi, volume tertentu (p ml), kemudian bongkah tanah ditenggelamkan, hingga permukaan air naik.

5. Tambahkan air dengan pipet ukur sampai volume tertentu, (q ml).

6. Catat berapa ml air yang ditambahkan dari pipet ukur (r ml)

    • Porositas total tanah (n)

Dengan menghitung hubungan antara berat volume dan berat jenis tanah.

D. Konsistensi Tanah

Tujuan : 1. Menetapkan BC Tanah

2. Menetapkan BL Tanah

3. Menetapkan BG Tanah

4. Menetapkan BBW Tanah

5. Menghitung JO Tanah

6. Menghitung IP Tanah

7. Menghitung PAM Tanah

8. Menghitung Surplus Tanah

Alat : - Cassagrande - colet - plat kaca

- papan kayu - spatel - mangkok plastik

- sprayer - timbangan analitis - oven

- eksikator - kertas tebal

Bahan : Contoh tanah kering angin diameter 0,5 mm, aquades

Metode : Attenberg

Cara Kerja :

1. Buat pasta tanah dengan mencampur contoh tanah dengan aquades sampai homogen. Letakkan pasta pada cawan cassa grande dengan tebal ± 1 cm

2. Belah sumbu diametris cawan dengan posisi tegak lurus permukaan cawan. Cassagrande diputar-putar sehingga cawan terketuk-ketuk. Hitung banyaknya ketukan (N) sampai belahan menyatu kembali

3. Ambil contoh pasta pada belahan yang telah tertutup dengan lebar 1 cm dan panjang 1 cm sepanjang ukuran (olet)

4. Contoh pasta dioven dan diukur kadar lengasnya seperti acara kadar lengas tanah.

- Berat botol (a gr) - berat botol + tanah oven (c gr)

- Berat botol + tanah (b gram)

5. Ulang langkah 2 – 4 untuk mendapatkan BLD

Batas ketukan antara 10 – 40 ketukan

o Batas Lekat Tanah (BL)

    1. Ambil pasta sisa batas cair, dibuat gumpalan tanah dengan kedua telapak tangan
    2. Tusukkan Spatel dalam gumpalan, kemudian tarik keluar,

Periksa Colet : Bersih tidak ada tanah berarti lebih kering dari BL

Tanah melekat berarti pasta lebih kering dari BL

Apabila terlalu kering tambahi air dan gumpalkan

Apabila terlalu basah tambahi tanah kering

    1. Hentikan penggumpalan saat suspensi melekat pada spatel
    2. Belah gumpalan, dan disekitar gumpalan diambil tanah ± 1 cm3, lalu di oven untuk mencari kadar lengas

- botol kosong (a gr) - Botol + tanah (b gr) - Botol oven (c gr)

    1. Ulang langkah 2 -4 untuk mendapat BLD. BL adalah nilai kadar lengasnya

o Batas Gulung Tanah (BG)

    1. Ambil pasta sisa BC dan BL, gulung membentuk sosis tetapi jangan ditekan. Saat sosis dibentuk perhatikan retakan yang terjadi. Hentikan penggulungan saat sosis retak pada ketebalan 3 mm
    2. Ambil 2 cm sosis dan tetapkan kadar lengas
    3. Ulang langkah 1 – 2 untuk mendapatkan BGd. Kadar lengas adalah nilai BGM dan Bd


o Batas Berubah Warna (BBW)

    1. Ambil pasta sisa BC, BL, BG ratakan di atas papan kayu setebal ± 0,5 cm, semakin ke tepi semakin menipis. Diamkan ditempat teduh sampai tanah membentuk jalur muda (kering) dan yang lebih tua (basah)
    2. Contoh tanah diambil dan ditetapkan kadar lengasnya sebagai BBWm

3. Ulang langkah 1 – 2 untuk mendapat BBWd, nilai kadar lengas merupakan nilai BBW.

E. pH Tanah Colorimetris

Tujuan : 1. Menetapkan pH tanah secara colorimetris dengan H2O (pH H2O)

2. Menetapkan pH tanah secara colorimetris dengan KCl (pH KCl)

Alat : - tabung reaksi - sprayer

- pH stik - kertas label

Bahan : contoh tanah diameter 0,5 mm. Indikator universal, aquadest

Metode : Colorimetris

Cara Kerja:

    1. Tabung reaksi diisi tanah dan aquadest dengan perbandingan 1 cm tanah, 5 cm aquadest
    2. Larutan dikocok hingga homogen dan dibiarkan mengendap lalu catat warna larutan
    3. Masukkan pH stik, seluruh indikator stik tercelup dan cocokkan dengan komparator dan dicatat pHnya. Lakukan lagi untuk pH KCl.

F. Kadar Bahan Organik

Tujuan : Menetapkan kadar bahan organik tanah

Alat : - Labu takar 50 ml - pipet tetes - pipet ukur - pipet volum

- timbangan analitis - erlenmeyer - buret statis - gelas ukur

- sprayer

Bahan : Tanah 0,5 mm, Aquadest, Diphenilamyne, K2O2O7, H2SO4, H3PO4

85%, FeSO41N

Metode: Walkley & Black


Cara Kerja:

    1. Timbang tanah 1 gr, masukkan ke dalam labu takar, tambahkan 10 ml K2Cr2O7 1N dan 10 ml H2SO4 pekat. Kemudian kocok mendatar dan memutar, kalau berubah jadi hijau / biru tambahkan K2Cr2O7 & H2SO4
    2. Diamkan selama 30 menit sampai larutan dingin. Setelah dingin tambahkan H3PO4 85% 1 ml dan diphenilamyne 1 ml. lalu tambahkan aquadest sampai batas tera. Kocok dengan membolak balik sampai homogen lalu endapkan.
    3. Ambil dengan pipet volum 5 ml lalu masukkan ke erlenmeyer, tambahkan 15 ml aquadest. Lalu titrasi dengan ± eSO4 1N sampai kehijauan catat volume titrasi. Lakukan langkah 1 – 3 tanpa tanah sebagai blanko.

G. Kadar Kapur Ekuivalen (setara) tanah

Tujuan : Menetapkan kadar kapur (CaCO) secara cepat

Alat : - calsimeter - timbangan analitis

- lampu spiritus - penumpu kaki tiga dan asbes

Bahan : contoh tanah 0,5 mm, HCl 2 N

Metode : MOHR

Cara Kerja:

    1. Timbang calsimeter kosong (a gr), masukkan contoh tanah ± 59 ram lalu ditimbang (b gr)
    2. Isi bagian atas calsimeter dengan HCl 2N sampai 3/4. Lalu tutup, timbang lagi (c gram)
    3. Kran dibuka HCl menetes perlahan, calsimeter digoyangkan perlahan
    4. Setelah HCl habis calsimeter dihangatkan dalam api kecil
    5. Dinginkan ± 30 menit, kemudian timbang (d gr)

H. KPK Tanah Kualitatif

Tujuan : 1. Membuktikan muatan negatif zarah-zarah tanah dengan zat warna

2. Membuktikan pengaruh luas permukaan zarah tanah yang terbuka terhadap KPK

Alat : - tabung reaksi - corong kaca - kertas saring - pipet

- rak tabung reaksi - erlenmeyer - kertas label

Bahan: contoh tanah diameter 0,5 mm dan 2 mm, gention violet 0,2%

Cara kerja:

1. Ambil 2 buah tabung reaksi isi masing-masing tanah 0,5 mm dan 2 mm (±1cm)

2. Tambahkan gention violet sehingga tingginya menjadi 5 cm

3. Kocok tabung reaksi sampai homogen (± 2 menit), kemudian saring dengan kertas saring dan ditampung di erlenmeyer

4. Teteskan filtrat dengan pipet tetes ke kertas saring

5. Bandingkan masing-masing filtrat, diameter 0,5 mm, 2 mm dan kontrol / tanpa tanah.5

II. HASIL PERHITUNGAN

  1. FISIKA TANAH
    1. Kader Lengas Tanah

- Tanah diameter 0,5 mm

A. a = 59,802 B. a = 53,09

b = 74,784 b = 68,634

c = 73,039 c = 66,804

perhitungan : Rumus umum

A. KL = B. KL =

KL = KL =

KL rata-rata =

- Tanah diameter 2 mm

A. a = 63,874 B. a = 62,934

b = 78,636 b = 78,833

c = 76,926 c = 76,958

KL = KL =

- Tanah gamplang

A. a = 55,192 B. a = 42,950

b = 66,806 b = 53,186

c = 64,945 c = 51,581

per hitungan KL gumpalan

KL rata-rata

  1. Kadar lengas maksimum = KLM

a. = 22,134 Rumus = KLM =

b. = 60,498

c. = 41,287

d. = 21,592

b. Tekstur tanah

konstanta = 67




c. Struktur tanah :

  • Perhitungan BTKM




  • Volume butir tanah (UBT)




  • Kecepatan butir tanah (Bj)

  • Volume bongkah tanah - n (porositas)

  1. Konsistensi tanah :

Rumus

Batas cair (BC)

a.










b.

  • Batas Lekat tanah (BL)

a. b.

  • Batas gulung tanah (BG)

a. b.




  • Bata berubah warna (BBW)

a. b.

  1. Ph tanah colorimetris

  1. Kadar bahan organik tanah

A (baku)

B (blanko)

KL 0.5 mm = 13,15

  1. Kadar kapur euivalen / setara tanah

Berat CaCO3

  1. KPK tanah kualitatif

Tanah 0,55 mm dengan gention violet

lebih muda (++) / ungu muda

tanam 2 mm dengan larutan gention violet

lebih tua (++)

kontrol = ungu tua

catatan : untuk perhitungan kader lengas, batas cair, batas lekat, batas gulung, batas berubah tanah,

a = berat botol kosong

b = berat botol + contoh tanah

c = berat botol + tanah yang sudah dioven

V. PEMBAHASAN

  1. Fisika Tanah

Tanah vertisol memiliki kadar lengas yang tinggi. Ini diakibatkan oleh pori mikro yang dimilikinya. Kadar lengas yang dimiliki oleh tanah vertisol pada setiap diameter contoh tanah berbeda. Semakin besar ukuran partikel contoh tanah atau diameternya, maka kadar lengas yang dimilikinya juga semakin besar. Pada contoh tanah vertisol kadar lengas contoh tanah sesuai diameternya adalah : KL 0,5/tanah diameter 0,5mm lebih kecil dari tanah diameter 2mm dan gumpalan. Dan yang paling besar adalah tanah gumpaln. Kadar lengas maksimum yng dimilikinya adalah sekitar 90 – 100%, itu artinya kemampuan tanah dalam menyerap dan menyimpan air baik.

Dilihat dari teksturnya, tanah vertisol didominasi oleh fraksi lempung dan tergolong ke dalam jenis tanah dengan kelas lempung berat. Karena partikel tanah vertisol lumayan berat, maka kecepatannya juga dalam pengendapan lumayan cepat. Lempung yang dimiliki tanah vertisol memiliki sifat mudah mengembang saat hujan dan mengkerut saat kemarau. Itu menyebabkan pada saat musim kemarau sering terbentuk rekahan tanah yang lebaar dan dalam. Untuk menanggulanginya perlu penambahan bahan organikataupun penambahan bahan mineral lain, untuk memperbaiki tekstur tanah vertisol.

Dari segi struktur, berat tanah vertisol lumayan stabil atau berada pada kisaran berat volume tanah subur ataupun layak ditanami, yaitu antara 1 – 2 gr cm3. berat jenisnya juga tergolong normalberada di bawah maksimal. Apabila diamati dari segi kosistensinya, batas cair yang dimiliki, batas lekat, batas gulung serta batas berubah warna yang diilikinya juga baik, membuktikan tanah vertisol mempunyai kemampuanyang baik dalam menyerap air. Namun, jangka olah tanahnya sedikit rendah, sehingga cara pengolahan tanah ini semakin sulit, disebabkan tanah dapt bersifat sangatjenuh dan kekurangan udara, sehingga tidak begitu baik untuk ditanami satu jenis tanaman.

  1. Kimia tanah

Tanah vertisol adalah jenis tanah yang neniliki kaondisi masam, itu disebabkan karena PHnya berada dibawah kisaran normal namun, untuk mengurangi kemasaman tanah ini dapat dilakukan dengan cara penambahan kapur pada tanah.Bahan organic yang dimiliki tanah vertisol juga cenderung sedikit, karena tanah ini masih tergolong tanah muda. Karena kadar bahan organic yang rendah, maka partikel tanah tisak begitu baik membentukagregat tanah. Jenis tanan ini tidak begitu baik untuk dijadikan media budidaya pertanian, selain karena kurang tersedianya unsure P pada tanah vertisol sebagai unsure hara makro yang bermanfat bagi tanaman. Karena pHnya mempengaruhi tingkat kelarutan unsure P pada tanah vertisol.

Kadar kapur yang dimiliki olen tanah vertisol jug tidak begitu besar sehingga sulit untuk mengurangi tingkat kemasamannya, ini dapatdiubah dan diperbaiki dengan pemberian kapur calsit (CaCO3 dan Dolomh)Dilihat dari kemampuan tanah vertisol dalam mempertukarkan kation, tanah dengan diameter lebih kecil memiliki KPK lebih tinggi, dan KPK ini mempengaruhi tekstur tanah. Karena pH tanah vertisol tergolong masam maka KPK nya juga lebih rendah namun setiap diameter tanah berbeda nilai KPK nya. Untuk meningkatkan KPK tanah vertisol, dapat dilakukan penambahan bahan organic dan memperbaiki tekstur dan struktur tanah vertisol itu sendiri.

VI. KESIMPULAN

  1. Tanah vertisol memiliki Kadar Lengas maksimum sebesar 94,79% artinya tanah vertisol dapat menyerap dan menyiman air dengan baik.
  2. Tanah vertisol merupakan golongan tanah dengan kelas lempung berat, karena didominasi oleh pori mikro, otomatis drainase dan aerase buruk, karena memiliki sifat mengembang (swelling) saat musim hujan dan mengkerut (shrinkage) saat kemarau.
  3. Porositas tanah vertisol sedang sehingga aerase dan drainase tidak terlalu buruk.
  4. Tanah vertisol memiliki pH masam sekitar 5 – 6. sehingga, mempengaruhi kelarutan unsure P dan tingkat KPK tanah vertisol itu sendiri.
  5. Kadar bahan organic tanah vertisol rensah, sehingga agregatnya tidak mantapdan kuat merekat. KPKnya juga rendah karena air yang diserap dalam peningkatan KPk rendah.
  6. Kadar kapur tanah vertisol rendah, dipangaruhi oleh pH dan bahan orginiknya. Karena pHnya masam maka kapur harus ditambahkan untuk mengurangi kemasaman tanah berlebih
  7. Karena pH dan kadar bahan organic rendah, maka KPK yang dimiliki juga rendah, artinya tanah vertisol belum bias langsung digunakan dalam budidaya tanaman. Harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu supaya semua unsure yang dibutuhkan tanaman terpenuhi.